Kamis, 23 Januari 2025

Menjemput Senja di Langit Mahakam

 

mahakam

Pagi ini kurapikan lagi buku-buku yang berserakan seperti biasa malamnya aku langsung tidur dan tidak meletakkannya lagi ke rak, aku suka membaca aku suka menulis tapi tidak pandai, aku suka bercerita pada diri sendiri, ceritaku hanya sederhana perihalmu, tak seperti penulis-penulis buku novel yang bercerita panjang lebar, inilah aku dan kamu dalam duniaku.

Jam 8 pagi ini aku harus segera ke kampus karena ada kuliah, kuliah pertama setelah liburansetelah bangun tadi, aku langsung bergegas bersiap-siap dan sesegera segera mungkin berangkat kuliah agar tidak telat di pertemuan pertama ini.

Aku mulai kuliah sejak menamatkan sekolah menengah atas pada tahun 2021, terbilang masih sangat awal dan sampai sekarang aku masih menjalani status sebagai mahasiswa di salah satu universitas yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak Se Kalimantan Timur.

Kurang 5 menit dari waktu yang telah terjadwal aku baru siap untuk berangkat, jarak kost ke tempat kuliah lumayan dekat tidak sampai 10 menit tergantung ramai atau tidaknya jalan saat itu, untungnya setelah aku berangkat jalanan tidak begitu ramai hanya beberapa motor dan mobil atau pejalan kaki di bahu jalan, sesampainya di kampus aku langsung masuk ke ruang kelas yang berada di lantai 3,  Aku telat 4 menit tapi bersyukur dosennya belum terlihat di dalam kelas. 

Aku duduk di Pojok kelas karena di depan sudah terisi semua, aku duduk di Sebelah temanku yang kayaknya juga baru datang, dia Tiara perempuan yang sudah ku kenal hampir 2 tahun ini,  perempuan yang sering mengganggu nyanyak tidurku, dan memenuhi ruang kepalaku.

“pagi raa” aku menyapa dengan gembira,

“pagi juga” dia menyahut sembari tersenyum,

Aku tak melanjutkan percakapan lagi sebab terdengar suara pintu yang di buka, ternyata dosenku telah tiba, beliau masuk sekitar 15 menit kemudian. Perkuliahan hari ini hanya kontrak belajar saja jadi hanya sebentar sebagai pengenalan, sekitar 1 jam kuliah berlangsung, kuliah pun berakhir setelah bapaknya mengucap salam sembari meninggalkan ruangan, aku masih duduk di kelas beberapa temanku sudah berangsur Pergi.

Karena jam 1 nanti masih ada kuliah lagi, aku memutuskan untuk tetap di kelas, Aku menolehkan ke samping kanan aku hanya menemukannya, dia masih duduk terpaku sambil membaca buku, aku berusaha mengalihkan keheningan dengan menocoba memulai pembicaraan,

“Ra”

Dia menghentikan bacaannya lalu menoleh ke arahku

“Iya fan, kenapa?” sahutnya

“ke perpustakaan yuk, dari pada di sini sepi” ujarku

Dia menghela nafas sebentar sebelum memberikan keterangan lebih lanjut,

“iya boleh ayok, aku juga pengen ngadem” dia menjawab yang kemudian memasukkan bukunya ke dalam tasnya,

Saat itu di kelas AC nya memang lagi di perbaiki, jadi akan sedikit panas jika kita berlama-lama, kemudian kita beranjak meninggalkan kelas dan berjalan beriringan menuju perpustakaan, aku terpesona olehnya gadis yang mempunyai mata indah, kulit putih bersih, memiliki suara yang amat lembut, sikapnya yang amat santun dan indah dipandang, menenangkan menyejukkan hingga membuat hatiku nyaman,

Dalam perjalanan menuju perpustakaan kita hanya mengobrol singkat tentang kegiatan kita masing-masing paska liburan semester, dia tidak liburan kemana mana, hanya menghabiskan hari di rumahnya yang tak jauh dari pusat kota,

Sesampainya di perpustakaan tepatnya lantai 2, dia langsung duduk di kursi tempat membaca, mengeluarkan buku dalam tas dan melanjutkan bacaannya tadi di kelas, sementara aku masih berkeliling melihat beberapa rak buku mencoba menemukan judul yang cocok untuk aku baca, setelah beberapa menit aku mencari aku menemukan buku karya Habiburrahman El shirazy, ku bawa ketempat duduk lalu kita membaca buku bacaan kita masing-masing,

Sekitar 1 setengah jam berlalu dia kemudian mengajakku untuk segera beranjak karena setengah jam lagi perkuliahan akan segera berlangsung,

“fan, udah setengah satu nih, ayok ke kelas” dia berucap lirih

“Oh iya, bentar lagi kelas yaa, aku hampir tidak menyadarinya” jawabanku, seketika ku tutup buku yang aku baca dan ku kembalikan ke tempat mengambilnya tadi, lalu kita mulai meninggalkan perpustakaan dengan berjalan beriringan dengan pelan,

Setelah sampai di kelas kita langsung duduk masing-masing tidak berdekatan dia duduk di depan, aku di belakangnya, aku senang sekali hari ini bisa berdua dengannya meskipun hanya sekedar jalan dan membaca buku sebentar, karena bagiku bersama orang yang kita cintai itu tak ternilai kebahagiaannya.

***

Suatu sore di bibir sungai Mahakam yang membentang dengan segala keindahannya dan terpukau olehnya, Kita menikmati senja yang berwarna jingga, dibalik jembatan yang membentang dengan panjangnya, Sembari Memandang sekitar, orang yang berlalu lalang, Anak anak kecil berlarian, serta kapal-kapal yang yang berlayar membawa harapan. Menyaksikan ikan yang menari menatap iri, Menyimak burung burung yang bernyanyi, Kugenggam Erat lembut tangannya dengan mesra, sembari melirik senyumnya.

Setelah matahari benar-benar tenggelam dan hilang dari jarak pandang menyisakan sedikit rona kuning keemasan di ujung barat sana, kita beranjak menuju masjid yang tak jauh dari tempat yang kita nikmati kini, lalu kami shalat berjamaah di masjid Baitul Muttaqin Sembari mengucap syukur dengan nada paling khusuk, Oleh takdir yang amatlah surga Yang tuhan Ridha menjadi Milik kita.

Sehabis itu aku ingin berkeliling kota tepian ini, berboncengan lalu, kamu memelukku dari belakang Sambil membaca ayat ayat suci Al-Qur’an dengan syahdu Atau saling bertukar kisah, sembari memancarkan senyum ke segala penjuru kota,

Kota yang indah Dihiasi oleh lampion yang berjajar sepanjang jalan dan trotoarnya serta rembulan di kedua matamu menenggelamkanku  malam itu.

***

Lalu terdengar suara orang mengucap salam, sontak aku kaget, ternyata kuliah hari ini sudah selesai, kuliah yang tak begitu lama hanya pengenalan pembelajaran saja, tapi sejak aku sampai di kelas tadi, semua tentangmu dalam hati menghilangkan kesadaransaat itu, aku terdiam sebentar setelah semua mulai bergiliran keluar.

Hari ini kuliahnya sudah usai akupun memutuskan untuk segera pulang, nampaknya dia tadi sudah pulang,

setelah masuk ke kelas tadi, seusai dari perpustakaan tak ada obrolan lagi,  kita hanya mengobrol sebentar seperlunya saja, dia memang tak suka banyak berbicara, dia gadis yang kini aku kenal dan aku sayang tapi entah ini hanya perspektif hati aku saja tidak dengannya, aku tak banyak mengetahui kehidupannya dia tak banyak bergaul seperti anak-anak yang lainnya, yang aku tau dia hanya mondok sambil kuliah di sini, aku sempat bertanyakepafa  temanku yang lain , katanya dia seorang penghafal Alquran, jadi aku sangat memaklumi jika dia bersikap seperti itu,

 Sesampainya di kost aku hanya banyak merenung tentangnya, mungkinkah orang sepertiku, orang yang terlampau biasa, sangat jauh dari kata sempurna dan layak mampu memilikinya, setiap hari setiap aku menghela nafas dikala dadaku mulai begitu sesak sebab ingin sekali aku bisa Memilikimu, namun apakah mungkin, kemungkinan itu yang sekarang menjadi pertanyaan besar dalam benakku.

Hingga suatu hari nanti yang tak pasti, terlepas dari usaha dan pasrahku kepada semua ini tentang mencintaimu, aku sudah siap atas segala kemungkinan yang akan menimpa, menjadi milikku atau tidak aku akan tetap mencintaimu

30 mei nanti akan ku tanyakan kepadamu, maukah kamu menjeput senja itu bersamaku? . []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana jika ia pergi

barangkali sesekali sadar harus segera bertandang sejenak tuk menghilangkan penak suatu hari aku bermimpi menjumpaimu di pinggir pantai sore...